Salam Perubahan J
Tak terasa,
bertemu kembali dengan hari Sabtu.. Pastinya bertemu kembali dengan mata kuliah
yang sangat mengasyikan, Olimpishme. Ya ,olimpishme sangatlah mengasyikan.. tapi untuk minggu ini terasa ada yang beda..
ada apa ituuuu ?? ada yang beda dan kurang ketika Omjay tidak ada.. karena ada
tugas dan kepentingan yang lain Om jay terpaksa harus digantikan Pak Andos..
tapi tak apalah untuk sekali saja..
hehehe
Pagi ini,
tepatnya pagi menjelang siang kami
memulai perkuliahan.. Namun, untuk pertemuan kali ini sangatlah berbeda dengan
pertemuan-pertemuan sebelumnya.. bukan hanya karena Omjay digantikan Pak Andos,
akan tetapi kami anak-anak jurusan kimia dijadikan satu dalam sebuah ruangan. Suasana
seperti merasakan MPA lagi.. hehehe
Pertemuan kali
ini membahas dua pokok bahasan, yaitu “Penanaman Olimpishme untuk Membangun
Semangat Perubahan” dan “Penanaman Olimpishme
untuk Membangun Lingkungan Pendidikan yang Kondusif”.. Langsung saja inilah
resume materinyaa....
cekidot ===========è
PENANAMAN OLIMPISHME UNTUK MEMBANGUN
SEMANGAT PERUBAHAN
Perubahan ,
sering kita mendengar kata ini. Namun tak banyak orang yang faham apa makna
sebenarnya dari perubahan itu. Perubahan bisa kita lihat dari dua segi, yang pertama
segi fisik yaitu menunjukkan adanya metamorfosa dari kecil menjadi bentuk yang
lebih dewasa dan yang kedua dari segi psikologis yaitu adanya keinginan atau
dorongan dalam jiwa untuk menjadi lebih baikdari sebelumnya. Perubahan terjadi
secara menyeluruh dan mendunia, baik sektor ekonomi, teknologi,politik maupun
sosial budaya.
Perubahan terjadi
dari waktu ke waktu. Di negara Indonesia misalnya bisa kita lihat dalam bidang
kekayaan, kemajuan teknologi dan globalisasi. Dari abad 18 sampai abad 21
menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Pada abad 18 disebut juga Era
Pertanian, diama orang-orang fokus pada pengolahan sawah. Profesi mayoritas
penduduk adalah sebagai petani. Pada abad 19 disebut juga era industri dimana para
penduduk sebagian mulai beralih bekerja di pabrik. Tenaga manusia mulai
digantikan dengan tenaga mesin. Pada abad 20 disebut juga Era Pengetahuan,
dimana IPTEK mulai berkembang. Dan pada abad 21 disebut Era Konseptual dimana
pecinta dan pesimpati sangat berpengaruh. Selain IPTEk di era globalisasi ini
pengetahuan dan kreativitas serta inovasi merupakan modal utama bagi
masyarakat.
Kondisi
lingkungan bisnis masa lalu dan masa sekarang sangatlah berbeda. Di masa lalu
kondisi bisnis sangatah stabil, tenang dan terprediksi. Namun pada masa
sekarang kondisi bisnis sudah berubah menjadi komplek, dinamis dan sulit
terprediksi. Bagi mereka yang kuat mereka akan bisa bertahan dalam persaingan,
tapi bagi mereka yang lemah mereka akan tenggelam dengan prestaasi dari mereka
yang kuat. Secara singkat, tingkat kemampuan bertahan mereka terletak pada
kemampuan mereka dalam mengahdapi perubahan dan beradaptasi dengan lingkungan
barunya tersebut.
Perubahan itu
bersifat pasti dan harus diantisipasi. Pasti karena setiap manusia mengalaminya.
Prubahan bisa datang kapan saja dan pada semua aspek kehidupan kita. Pasti datangnya dan hanya antisipasi yang
bisa kita lakukan. Antisipasi terhadap semua kemungkinan yang akan terjadi. Perubahan
ini ada yang sifatnya positif yaitu memberi peluang untuk maju, tetapi juga
bersifat negatif yaitu bisa menyingkirkan bagi siapa yang tidak bisa
beradaptasi dengannya.
Beberapa pandangan
mendasar tentang menyikapi suatu perubahan yaitu :
a) Brain power lebih berguna daripada brute
power.
b) Menurut Jhon Schuly “kekayan alam tidak
lagi bersumber pada kekayaan alam tetapi pada kekayaan pola pikir.
c) Peter Drucker “Sebenarnya tidak ada negara
yang bangkrut,yang ada adlah negara yang tersingkir”.
d) Brian tracy “Know more lebih berperan
daripada have more”.
Selain dari
orang-orang bijak, kitab suci pun sudah memberi peringatan akan adanya
perubahan di dunia.
MEMAHAMI PROSES
PERUBAHAN
Secara umum, ada
sifat manusia dalam menghadapi perubahan :
a) Antisipatif
b) Reaktif
c) Terpaksa
DAMPAK TERHADAP NEGARA
YANG TIDAK CEPAT MENGIKUTI TUNTUATAN PERUBAHAN
•
Tertinggal dan cenderung
banyak kemiskinan
•
Tidak mampu bersaing & bergantung pada
negara lain
•
Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat merosot
•
Kurang memiliki peran di dunia Internasional
•
Tingkat kompetensi sumberdaya manusia rendah
•
Miskin prestasi, kreatif dan inovasi
MEMBANGUN SEMANGAT UNTUK BERUBAH MELALUI PENANAMAN OLIMPISME
Keyakinan adalah yang mendasari perubahan.Olympism adalah dasar
fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan
mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan
rohani (kemauan, moral dan kecerdasan)
serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan,
sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan
pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan
penghargaan pada perinsip perinsip etika yang
Tujuan Olympism adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis
dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan
saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara
sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan organisasi yang terkait
menciptakan kegiatan-kegiatan dalam
usaha membangun perdamaian yang abadi.
(Tercantum Dalam Olympic
Charter)
MOTTO OLIMPIADE MERUPAKAN KRITERIA MANUSIA PEMBELAJAR
YANG SUKSES
CITIUS, ALTIUS, FORTHIUS.
Everybody thinks of changing the
world, but nobody thinks of changing him / herself.
A real man are not afraid to change.
Nah, ini dia
akhir dari resume materi delapan.. eits.. tapi tunggu dulu, masih ada satu
materi lagi..
PENANAMAN OLIMPISME
UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG KONDUSIF
Dunia
pendidikan telah mengalami banyak perubahan,karena SDM saat ini dituntut untuk
memiliki pengetahuan/wawasan global yang tinggi. Selain itu pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang IPTEK dan juga sikap disiplin,jujur serta inovatif.
Karena soft skill merupakan modal utama dalam dunia pekerjaan.
Telah terjadi gap
besar antara pendidikan dengan lingkungan eksternal, diantara nya :
Proses Pendidikan :
a) Orientasi
terhadap pengembangan intelektual
(intellectual development)
b) Penyiapan untuk
menghadapi masalah yang sederhana
c) Pembentukan
sikap-sikap dasar “normatif” (etika, sopan - santun, disiplin,
birokratis)
d) Pola hubungan
lebih formal, satu arah
dan otokratis.
e) “sukses” » “hasil/ prestasi belajar”
f) Menekankan “hard skill”
Lingkungan Eksternal :
a) Orientasi terhadap “human development “ (intelektual
, ketrampilan dan moral & periaku profesional ).
b) Masalah yang dihadapi lebih “complex”, yang
memerlukan ketangguhan daya nalar, fisik
dan psikis.
c) Sikap - sikap
profesional (kejujuran, adil,
respek, keunggulan).
d) Pola hubungan informal, persahabatan, saling memahami, kedamaian,leadership)
e) “sukses” » “hasil
prestasi/karya total”
f) menekankan pada “soft skill”
DAMPAK YANG DITIMBULKAN
- Kompetensi SDM Indonesia kurang “competitive” pada berbagai sektor,
baik pada sekala regional maupun internasional.
- SDM Indonesia tidak memiliki sikap profesional, kurang memiliki daya
juang dan moral-moral mulia seperti kejujuran,saling menghargai &
sportifitas.
- SDM Indonesia kurang siap memenuhi kebutuhan industri/usaha yang
saat ini terus berkembang begitu pesat.
- Kondisi ekonomi Indonesia akan makin terpuruk, pada berbagai
aspek,baik pada sekala mikro maupun makro
Pengertian
Lingkungan Pendidikan Yang Kondusif
Lingkungan sistem pendidikan yang terdiri dari unsur
sekolah, kurikulum, guru, anak didik, orang tua dan lingkungan masyarakat,
dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan ( kondusif ) dengan tuntutan
& kebutuhan lingkungan eksternal ( misalnya : persiapan menghadapi globalisasi, kompetisi) ( Platform Pendidikan Nasional di
Singapura )
Adanya lingkungan pendidikan yang kondusif (memberikan
kesempatan siswa untuk mengembangkan diri secara utuh baki hard skill maupun
soft skillnya) merupakan prasyarat mutlak,
untuk menghadapi globalisasi ( Peter F. Drucker, Marketing Expert )
Adanya lingkungan pendidikan yang kondusif (memberikan
kesempatan siswa untuk mengembangkan diri secara utuh baki hard skill maupun
soft skillnya) merupakan prasyarat mutlak,
untuk menghadapi globalisasi ( Peter F. Drucker, Marketing Expert )
Upaya Menguragi
Gap Hasil Pendidikan Dengan Tuntutan Lingkungan Eksternal :
Mensinkronkan
arah pendidikan (secara makro/mikro) sesuai kebutuhan kompetensi yang
dibutuhkan lingkungan eksternal, dengan
penyusunan kurikulum yang relevan dengan kehidupan yang lebih riil, melalui :
- Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill +
soft skill)
- Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras
dengan perubahan yang makin cepat.
- Pengembangan daya kreatif dan inovatif siswa agar mampu menyikapi
situasi & sumberdaya yang makin terbatas.
- Pembiasaan
diri dalam lingkungan global dan multi budaya (keterbukaan, interaksi
andragogi).
Upaya lain adalah
dengan memberikan pembekalan multi kompetensi kepada siswa.
PENANAMAN
NILAI-NILAI OLYMPISM
DI INSTITUSI PENDIDIKAN
MERUPAKAN PENDEKATAN YANG
EFEKTIF DALAM MENGEMBANGKAN “SOFT SKILL“ SISWA
Olimpishme merupakan :
•
Suatu filsafat kehidupan,
yang menyatukan dan menyeimbangkan badan yang sehat dengan kemauan dan kecerdasan.
•
Kesatuan antara olahraga,
kebudayaan dan pendidikan
Olympism = Sport + Culture + Education
•
Gerakan olahraga selain
mengembangkan pola hidup yang sehat, Juga merupakan suatu cara
untuk menggembirakan diri dan meningkatkan
mutu dan nilai pendidikan.
OLAHRAGA SEBAGAI ”SEKOLAH UNTUK KEHIDUPAN”
Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan palaksanaan yang benar
merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang dan masa depan, oleh
karena itu olahraga yang dimulai sejak
anak-anak berada di sekolah dasar yang dikenal dengan istilah mata palajaran
pendidikan jasmani haruslah mendapat perhatian dan ditunjang dengan segala
aspek yang diperlukan.
Keterampilan yang diperolah melalui berbagai macam partisipasi dalam
permainan merupakan dasar perkembangan manusia secara keseluruhan. Keterampilan
tersebut dapat berupa kerja sama, percaya dan harga diri yang merupakan
faktor-faktor penting yang mendasar untuk membentuk pribadi manusia agar mereka
dapat dan mampu berpikir dan berbuat untuk kepentingan dirinya, masyarakat,
negara, bangsa dan dunia (kepentingan masa depannya)
(Prof. Imam Suyudi:
PakarOR/ Mantan Direktur National
Olympic Academic Of Indonesia )
7 KOMPONEN STANDAR DARI
SASARAN PEMBENTUKAN MORAL DALAM OLYMPISM
(TERCANTUM DALAM PIAGAM OLIMPIADE)
- Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance)
- Berpartisi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in
participation)
- Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play)
- Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures,
religions, races and individuals)
- Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development)
- Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing,
training, working and competing together )
- Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different
nations peace)
PENANAMAN NILAI-NILAI
OLYMPISM DI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN AKAN EFEKTIF
BILA DILAKSANAKAN SECARA
SISTEMATIS
- Merupakan bagian dari keseluruhan kurikulum pendidikan
- Menggunakan
metode “ proses dinamika kelompok “ atau
“quantum learning process”
KESIMPULAN :
-
Sistem pendidikan yang
kondusif yang menghasilkan multi kompetensi anak didik sangat diperlukan dalam
menghadapi era informasi/globalisasi
-
Nilai nilai olahraga
(Olympism) memiliki relevansi dan keterkaitan erat dengan tujuan dan visi
pendidikan yang kondusif.
- Penanaman Olympsm secara
terpadu dan konsisten pada lingkungan pendidikan, dapat mendukung terciptanya
output pendidikan (SDM) sesuai yang diharapkan .
- Diperlukan pengembangan
program program penanaman Olympism di lingkungan sekolah, dengan pendekatan
yang lebih kreatif ,inovatif, efisien dan efektif .
- Dukungan komitmen dari
berbagai pihak (Pemerintah,masyarakat, pelaku pendidikan dan pihak swasta) saat
ini sangat di perlukan untuk menghasilkan prestasi olah raga Indonesia yang
maksimal.
Nah, berakhirlah pertemuan hari ini.. dan tentunya selalu ada kuis.. J