Translate

Rabu, 29 Januari 2014

For the First Time

Untuk Pertama Kalinya
          Terhitung empat hari sudah aku kembali di sini, di Jakarta. Semalam hujan turun lagi. Lama, lama sekali sampai tadi pagi. Tak tanggung-tanggung, jalanan pun kembali banjir setelah kemarin sempat surut. Banyak janji yang batal, karena jalan yang tak bisa di akses. Alhamdulillah, daerah ku aman. Jadi planing ku ke kampus tetap terlaksana. Awalnya niat ku hanya ingin mengumpulkan KHS, ya  karena anak Bidik Misi wajib mengumpulkan. Tapi, niat awalku ku itu terpatahkan ketika ada tawaran mengajar anak-anak pengungsian korban banjir di GOR Otista.
          Tanpa pikir panjang, akupun acece untuk ikut ke sana. Dan inilah, untuk pertama kalinya sepanjang hidupku yang hampir sembilan belas tahun, aku menyaksikan secara langsung banjir dan pengungsian. Saat pertama aku melihat pengungsian ini, rasanya tak jelas. Ku tahan air mata yang ingin menetes. Entah kenapa aku senang sekaligus haru berada di tengah-tengah mereka. Mereka begitu tegar menghadapi musibah ini. Senyum dan tawa mereka seakan tak merasakan semua beban ini. Aku bahagia bisa hadir di tengah-tengah mereka. Menghibur mereka, setidaknya melihat senyum mereka membuat senang hati ini. Karena akupun tak yakin jika semua ini terjadi padaku, aku bisa setegar mereka semua.
          Bahagia itu sederhana, karena bahagia itu datangnya dari hati. Tak perlu keliling dunia, keliling  Indonesia ataupun mengejar harta dunia. Karena dengan berbagi apa yang kita punya kepada orang lain itu pun sudah membuat bahagia. Tak perlu harta, tenaga kita untuk berkontribusi di masyarakat pun juga tak masalah. Dan pelajaran yang sangat berharga dari kegiatan hari ini adalah “bersyukur”. Bersyukurlah kita yang masih Allah lindungi dari berbagai bencana. Kadang kita lupa bersyukur atas nikmatNya, justeru malah mencaci maki dan selalu merasa kurang atas apa yang kita miliki. Tengoklah saudara-saudara kita yang kini tengah bertahan hidup melawan bencana. Renungkan apa yang sudah kita lakukan selamaini. Sedih,galau,malas-malasan sebaiknya sedikit demi sedikit kita kurangi. Setidaknya kita sedikit lebih beruntung daripada mereka. Malam ini kita masih bisa tidur nyenyak di atas kasur empuk sedangkan mereka berdesak-desakkan di pengungsian.

          Wahai sahabat, marilah sejenak kita meluangkan waktu untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Memang tak ada materi yang kita dapat dari ini, tapi InsyaAllah, Allah yang akan membalas semuanya. Jadikan kegiatan-kegiatan seperti ini untuk tabungan kita di masa depan yang abadi. Semua perbuatan yang diniatkan ikhlas karena Allah, maka dunia ini tak akan cukup untuk membalas perbuatan baik itu.  SEMANGAT BERBAGI J

0 komentar:

Posting Komentar