Translate

Jumat, 01 November 2013

Salam Perubahan

Salam Perubahan J
Tak terasa, bertemu kembali dengan hari Sabtu.. Pastinya bertemu kembali dengan mata kuliah yang sangat mengasyikan, Olimpishme. Ya ,olimpishme sangatlah mengasyikan..  tapi untuk minggu ini terasa ada yang beda.. ada apa ituuuu ?? ada yang beda dan kurang ketika Omjay tidak ada.. karena ada tugas dan kepentingan yang lain Om jay terpaksa harus digantikan Pak Andos.. tapi tak apalah untuk sekali saja..  hehehe
Pagi ini, tepatnya pagi menjelang  siang kami memulai perkuliahan.. Namun, untuk pertemuan kali ini sangatlah berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.. bukan hanya karena Omjay digantikan Pak Andos, akan tetapi kami anak-anak jurusan kimia dijadikan satu dalam sebuah ruangan. Suasana seperti merasakan MPA lagi.. hehehe
Pertemuan kali ini membahas dua pokok bahasan, yaitu “Penanaman Olimpishme untuk Membangun Semangat Perubahan” dan “Penanaman  Olimpishme untuk Membangun Lingkungan Pendidikan yang Kondusif”.. Langsung saja inilah resume materinyaa....
cekidot ===========
è
PENANAMAN OLIMPISHME UNTUK MEMBANGUN SEMANGAT PERUBAHAN
Perubahan , sering kita mendengar kata ini. Namun tak banyak orang yang faham apa makna sebenarnya dari perubahan itu. Perubahan bisa kita lihat dari dua segi, yang pertama segi fisik yaitu menunjukkan adanya metamorfosa dari kecil menjadi bentuk yang lebih dewasa dan yang kedua dari segi psikologis yaitu adanya keinginan atau dorongan dalam jiwa untuk menjadi lebih baikdari sebelumnya. Perubahan terjadi secara menyeluruh dan mendunia, baik sektor ekonomi, teknologi,politik maupun sosial budaya.
Perubahan terjadi dari waktu ke waktu. Di negara Indonesia misalnya bisa kita lihat dalam bidang kekayaan, kemajuan teknologi dan globalisasi. Dari abad 18 sampai abad 21 menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Pada abad 18 disebut juga Era Pertanian, diama orang-orang fokus pada pengolahan sawah. Profesi mayoritas penduduk adalah sebagai petani. Pada  abad 19 disebut juga era industri dimana para penduduk sebagian mulai beralih bekerja di pabrik. Tenaga manusia mulai digantikan dengan tenaga mesin. Pada abad 20 disebut juga Era Pengetahuan, dimana IPTEK mulai berkembang. Dan pada abad 21 disebut Era Konseptual dimana pecinta dan pesimpati sangat berpengaruh. Selain IPTEk di era globalisasi ini pengetahuan dan kreativitas serta inovasi merupakan modal utama bagi masyarakat.
Kondisi lingkungan bisnis masa lalu dan masa sekarang sangatlah berbeda. Di masa lalu kondisi bisnis sangatah stabil, tenang dan terprediksi. Namun pada masa sekarang kondisi bisnis sudah berubah menjadi komplek, dinamis dan sulit terprediksi. Bagi mereka yang kuat mereka akan bisa bertahan dalam persaingan, tapi bagi mereka yang lemah mereka akan tenggelam dengan prestaasi dari mereka yang kuat. Secara singkat, tingkat kemampuan bertahan mereka terletak pada kemampuan mereka dalam mengahdapi perubahan dan beradaptasi dengan lingkungan barunya tersebut.
Perubahan itu bersifat pasti dan harus diantisipasi. Pasti karena setiap manusia mengalaminya. Prubahan bisa datang kapan saja dan pada semua aspek kehidupan kita.  Pasti datangnya dan hanya antisipasi yang bisa kita lakukan. Antisipasi terhadap semua kemungkinan yang akan terjadi. Perubahan ini ada yang sifatnya positif yaitu memberi peluang untuk maju, tetapi juga bersifat negatif yaitu bisa menyingkirkan bagi siapa yang tidak bisa beradaptasi dengannya.
Beberapa pandangan mendasar tentang menyikapi suatu perubahan yaitu :
a)    Brain power lebih berguna daripada brute power.
b)   Menurut Jhon Schuly “kekayan alam tidak lagi bersumber pada kekayaan alam tetapi pada kekayaan pola pikir.
c)    Peter Drucker “Sebenarnya tidak ada negara yang bangkrut,yang ada adlah negara yang tersingkir”.
d)   Brian tracy “Know more lebih berperan daripada have more”.
Selain dari orang-orang bijak, kitab suci pun sudah memberi peringatan akan adanya perubahan di dunia.
MEMAHAMI PROSES PERUBAHAN
Secara umum, ada sifat manusia dalam menghadapi perubahan :
a)    Antisipatif
b)   Reaktif
c)    Terpaksa
DAMPAK TERHADAP NEGARA  YANG TIDAK CEPAT MENGIKUTI TUNTUATAN PERUBAHAN   
          Tertinggal dan cenderung banyak kemiskinan
           Tidak mampu bersaing & bergantung pada negara lain
           Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat merosot
           Kurang memiliki peran di dunia Internasional
           Tingkat kompetensi sumberdaya manusia rendah
           Miskin prestasi, kreatif dan inovasi
MEMBANGUN SEMANGAT UNTUK BERUBAH MELALUI PENANAMAN OLIMPISME
Keyakinan adalah yang mendasari perubahan.Olympism adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani    (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada perinsip perinsip etika yang
            Tujuan Olympism adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana  pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam  usaha  membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan organisasi yang terkait menciptakan  kegiatan-kegiatan dalam usaha membangun perdamaian yang abadi.
(Tercantum Dalam Olympic Charter)
MOTTO OLIMPIADE MERUPAKAN KRITERIA MANUSIA PEMBELAJAR YANG SUKSES
CITIUS, ALTIUS, FORTHIUS.
Everybody thinks of  changing the world, but nobody thinks of changing him / herself.
 A real man are not afraid to change.
Nah, ini dia akhir dari resume materi delapan.. eits.. tapi tunggu dulu, masih ada satu materi lagi..

PENANAMAN OLIMPISME  UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG KONDUSIF
       Dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan,karena SDM saat ini dituntut untuk memiliki pengetahuan/wawasan global yang tinggi. Selain itu pengetahuan dan keterampilan dalam bidang IPTEK dan juga sikap disiplin,jujur serta inovatif. Karena soft skill merupakan modal utama dalam dunia pekerjaan.
Telah terjadi gap besar antara pendidikan dengan lingkungan eksternal, diantara nya :
Proses Pendidikan :
a)    Orientasi terhadap pengembangan  intelektual (intellectual development)
b)   Penyiapan untuk menghadapi masalah yang sederhana 
c)    Pembentukan sikap-sikap dasar “normatif” (etika, sopan - santun, disiplin, birokratis)
d)   Pola  hubungan  lebih formal, satu  arah dan otokratis.
e)    “sukses” » “hasil/ prestasi belajar”
f)    Menekankan “hard skill”
Lingkungan Eksternal :
a)    Orientasi terhadap “human development “ (intelektual , ketrampilan dan moral & periaku profesional ).
b)   Masalah yang dihadapi lebih “complex”, yang memerlukan ketangguhan  daya nalar, fisik dan psikis.
c)    Sikap - sikap  profesional  (kejujuran, adil, respek, keunggulan).
d)   Pola hubungan informal, persahabatan, saling memahami, kedamaian,leadership)
e)    “sukses” » “hasil  prestasi/karya total”
f)          menekankan pada “soft skill”
DAMPAK  YANG DITIMBULKAN
  1. Kompetensi SDM Indonesia kurang “competitive” pada berbagai sektor, baik pada sekala regional maupun internasional.
  2. SDM Indonesia tidak memiliki sikap profesional, kurang memiliki daya juang dan moral-moral mulia seperti kejujuran,saling menghargai & sportifitas.
  1. SDM Indonesia kurang siap memenuhi kebutuhan industri/usaha yang saat ini terus berkembang begitu pesat.
  2. Kondisi ekonomi Indonesia akan makin terpuruk, pada berbagai aspek,baik pada sekala mikro maupun makro          
Pengertian Lingkungan Pendidikan Yang Kondusif
Lingkungan sistem pendidikan yang terdiri dari unsur sekolah, kurikulum, guru, anak didik, orang tua dan lingkungan masyarakat, dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan ( kondusif ) dengan tuntutan & kebutuhan lingkungan eksternal ( misalnya :  persiapan menghadapi globalisasi, kompetisi)  ( Platform Pendidikan Nasional di Singapura )
Adanya lingkungan pendidikan yang kondusif (memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri secara utuh baki hard skill maupun soft skillnya) merupakan prasyarat mutlak, untuk menghadapi globalisasi ( Peter F. Drucker, Marketing Expert )
Adanya lingkungan pendidikan yang kondusif (memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri secara utuh baki hard skill maupun soft skillnya) merupakan prasyarat mutlak, untuk menghadapi globalisasi ( Peter F. Drucker, Marketing Expert )
Upaya Menguragi Gap Hasil Pendidikan Dengan Tuntutan Lingkungan Eksternal :
Mensinkronkan arah pendidikan (secara makro/mikro) sesuai kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan  lingkungan eksternal, dengan penyusunan kurikulum yang relevan dengan kehidupan yang lebih riil, melalui :
  1. Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill + soft skill)
  2. Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat.
  3. Pengembangan daya kreatif dan inovatif siswa agar mampu menyikapi situasi & sumberdaya yang makin terbatas.
  4.  Pembiasaan diri dalam lingkungan global dan multi budaya (keterbukaan, interaksi andragogi).
Upaya lain adalah dengan memberikan pembekalan multi kompetensi kepada siswa.
PENANAMAN NILAI-NILAI OLYMPISM DI INSTITUSI PENDIDIKAN  MERUPAKAN PENDEKATAN YANG EFEKTIF  DALAM MENGEMBANGKAN “SOFT SKILL“ SISWA
            Olimpishme merupakan :
          Suatu filsafat kehidupan, yang menyatukan dan menyeimbangkan badan yang sehat dengan kemauan dan kecerdasan.
          Kesatuan antara olahraga, kebudayaan dan pendidikan
            Olympism = Sport + Culture + Education
          Gerakan olahraga selain mengembangkan pola hidup yang sehat, Juga merupakan suatu cara untuk menggembirakan diri  dan meningkatkan mutu dan nilai pendidikan.
OLAHRAGA SEBAGAI ”SEKOLAH UNTUK KEHIDUPAN”
            Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan palaksanaan yang benar merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang dan masa depan, oleh karena itu  olahraga yang dimulai sejak anak-anak berada di sekolah dasar yang dikenal dengan istilah mata palajaran pendidikan jasmani haruslah mendapat perhatian dan ditunjang dengan segala aspek yang diperlukan.
            Keterampilan yang diperolah melalui berbagai macam partisipasi dalam permainan merupakan dasar perkembangan manusia secara keseluruhan. Keterampilan tersebut dapat berupa kerja sama, percaya dan harga diri yang merupakan faktor-faktor penting yang mendasar untuk membentuk pribadi manusia agar mereka dapat dan mampu berpikir dan berbuat untuk kepentingan dirinya, masyarakat, negara, bangsa dan dunia (kepentingan masa depannya)
(Prof. Imam Suyudi:  PakarOR/ Mantan Direktur National Olympic Academic Of  Indonesia )
7 KOMPONEN STANDAR  DARI SASARAN PEMBENTUKAN MORAL DALAM OLYMPISM
(TERCANTUM DALAM PIAGAM OLIMPIADE)
  1. Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance)
  2. Berpartisi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in participation)
  3. Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play) 
  4. Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals)
  5. Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development)
  6. Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing, training, working and competing together )
  7. Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different nations peace)
PENANAMAN NILAI-NILAI OLYMPISM  DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN  AKAN EFEKTIF  BILA DILAKSANAKAN  SECARA SISTEMATIS
  1. Merupakan bagian dari  keseluruhan kurikulum pendidikan
  2. Menggunakan  metode “ proses dinamika kelompok “  atau   “quantum learning process”
KESIMPULAN :
-          Sistem pendidikan yang kondusif yang menghasilkan multi kompetensi anak didik sangat diperlukan dalam menghadapi era informasi/globalisasi
-          Nilai nilai olahraga (Olympism) memiliki relevansi dan keterkaitan erat dengan tujuan dan visi pendidikan yang kondusif.
-       Penanaman Olympsm secara terpadu dan konsisten pada lingkungan pendidikan, dapat mendukung terciptanya output pendidikan (SDM) sesuai yang diharapkan .
-   Diperlukan pengembangan program program penanaman Olympism di lingkungan sekolah, dengan pendekatan yang lebih kreatif ,inovatif, efisien dan efektif .
-        Dukungan komitmen dari berbagai pihak (Pemerintah,masyarakat, pelaku pendidikan dan pihak swasta) saat ini sangat di perlukan untuk menghasilkan prestasi olah raga Indonesia yang maksimal.


Nah, berakhirlah pertemuan hari ini.. dan tentunya selalu ada kuis.. J

0 komentar:

Posting Komentar