Your Smile is My Spirit
Waktu
yang bergulir tak akan pernah bisa kembali. Satu hal yang dapat dilakukan
adalah memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Itu yang seharusnya
dilakukan, namun sayang tidak seperti yang aku lakukan. Satu minggu dia pulang
hanya empat jam yang bisa ku manfaatkan. Kehidupan kadang seperti sebuah
sinetron, adakalanya dia bersambung lalu mulai lagi episode baru. Dan bagiku
pertemuan kemarin adalah awal dari episode baru. Episode kedua.
Kenapa
episode kedua? Karena bagiku kebersamaan ku selama 3 tahun kemarin adalah
episode pertama. Dimana aku benar-benar merasakan kehadiran sesosok orang yang
bisa ku percaya penuh. Dia lah sahabat baikku yang Allah turunkan untuk menemaniku
sampai akhir SMA. Setelah SMA Allah berkata lain. Takdir memisahkan kami namun
Allah selalu menjaga ukhuwah diantara kami. Tujuh bulan lamanya kami tak
bertemu, alhamduillah kemarin diberi empat jam yang sangat luar biasa untuk
kembali bersapa ria.
Tujuh bulan dibayar
dengan empat jam? Tak adil memang. Tapi setidaknya ada senyum simpul yang hadir
di tengah-tengah pertemuan kemarin. Sesimpul senyum yang penuh ketenangan. Mungkin
hanya aku yang merasakan itu, tapi memang senyum itu yang sebenarnya aku tunggu
selama ini. Empat jam pemutus episode pertama ku penuhi dengan rasa gado-gado. Begitu
banyak hal yang berkecamuk dalam benakku. Ada senang, sedih, keppo, gelisah dan
entah sampai aku tak tau istilahnya. Memang ini sebuah pertemuan, tapi besok
dia sudah kembali ke Ponpes. Pertemuan atau perpisahan ini?. Oh Ya Allah, berat
sekali rasanya ingin mengungkapkan semua gundah ku ini.
Dan seperti
biasanya, setelah bertemu dengannya aku selalu sedih. Sedih karena harus
berpisah lagi. Tapi aku akan semakin sedih kalau dia tak cepat kembali ke
Ponpes. Karena pulangnya dia kemarin adalah karena permintaanku. Dan karena
permintaan konyol ku itu dia tertinggal banyak materi di pondok.
Malam yang sunyi
menambah melayang pikiranku. Tak terasa ada buliran bening menetes di pipi. Ku rasa
ada yang mengganjal dalam hatiku. Seperti rasa tak rela kehilangan. Bukan,
sebenarnya bukan kehilangan. Hanya berpisah sementara. Hanya satu hal yang
membuatku tenang, yaitu membaca kembali kata-kata yang pernah dia buat khusus
untuk menenangkan ku ketika perpisahan pertama dahulu.
"Don't sad my Sister, I'il always beside you"
Sejauh manapun Aku pergi, aku akan tetap di sampingmu. Sepedih apapun perasaanmu, aku akan terus menghiburmu. Sampai kamu bisa tersenyum cerah kembali.
Karena Kakakmu tidak mau melihat Adiknya sedih dan menangis.
"Because, you're my Sister"
Sejauh manapun Aku pergi, aku akan tetap di sampingmu. Sepedih apapun perasaanmu, aku akan terus menghiburmu. Sampai kamu bisa tersenyum cerah kembali.
Karena Kakakmu tidak mau melihat Adiknya sedih dan menangis.
"Because, you're my Sister"
Sepenggal kalimat itu mampu menyejukkan jiwa yang
gundah. Setiap kali kesedihan melanda aku selalu membaca kalimat itu. Dan dia
pun menepati janji nya. Dia hadir saat aku membutuhkan sandaran. Saat aku buntu
tak tahu harus kemana, buntu karena gelapnya jalan, dia hadir bagai lentera yang
menerangiku. Cerahnya kehadiran dirinya disertai dengan nasihat-nasihat yang
begitu luar biasa. Ini salah satu nasihat yang masih ku simpan rapi dalam
memori ku.
“Mungkin awalnya terasa sulit dan berat,
tapi lambat laun semuanya pasti akan terbiasa.
carilah sesuatu yang pernah membuatmu bahagia saat kamu berhasil mendapatkannya di tempat dimana saat ini kamu berada. Jadikan sebuah kenangan manis kecil itu sebagai obat kerinduanmu saat kamu tengah mengalami hal yang membuatmu untuk pulang walaupun kenangan kecil itu tak sebanding dengan yang pernah kamu dapatkan di kampung dulu.
Ibarat orang yang sakit walaupun diobati dengan apapun tidak akan pernah sembuh jika dia tidak yakin dengan kesembuhannya. padahal seseorang itu tidak perlu obat apapun,karena yang ia butuhkan adalah yakin dengan dirinya sendiri bahwa kesembuhan akan berhasil ia temukan dari dalam hatinya sendiri, bukan dari obat, dan bukan dari orang lain. hanya sebab dirinya sendiri ia berhasil sembuh dari rasa sakit yang ia rasakan.”
carilah sesuatu yang pernah membuatmu bahagia saat kamu berhasil mendapatkannya di tempat dimana saat ini kamu berada. Jadikan sebuah kenangan manis kecil itu sebagai obat kerinduanmu saat kamu tengah mengalami hal yang membuatmu untuk pulang walaupun kenangan kecil itu tak sebanding dengan yang pernah kamu dapatkan di kampung dulu.
Ibarat orang yang sakit walaupun diobati dengan apapun tidak akan pernah sembuh jika dia tidak yakin dengan kesembuhannya. padahal seseorang itu tidak perlu obat apapun,karena yang ia butuhkan adalah yakin dengan dirinya sendiri bahwa kesembuhan akan berhasil ia temukan dari dalam hatinya sendiri, bukan dari obat, dan bukan dari orang lain. hanya sebab dirinya sendiri ia berhasil sembuh dari rasa sakit yang ia rasakan.”
Sedikit
yang ingin ku sampaikan. Terima kasih telah mau menjadi sahabat baikku selama ini.
Tetaplah menjadi sahabat ku sampai kapanpun. Jangan pernah bosan mendengar
ocehan-ocehan ku. Adikmu ini memang bawel, tak ada tandingannya.. tapi asal kau
tahu, hanya untuk kakakku aku bawel seperti itu .. hehe
Teruslah
tersenyum kakak.. karena senyummu adalah semangatku..
0 komentar:
Posting Komentar